CERITA DEWASA META CANTIK KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak71 Sesudah demikian lama saya tempuh hidup dengan 2 orang suami disisiku serta udah banyak kepuasan duniawi yang saya dapatkan, selanjutnya juga ada rasa was-wasku. Hati was-wasku muncul terlebih jika Duta ada dari Jakarta tengah saya tidak dapat melayaninya di tempat tidur lantaran kodratku menjadi wanita yang penting terima tamu"jepang", saya terasa bersalah sekali.
Sedang Mas Pujo karena tiap-tiap hari ada disisiku saya tidak berasa demikian terbeban dengan rasa bersalah. Sebetulnya kekeduanya cukup sabar dan memahami kondisiku, juga Mas Pujo dengan suka-rela mengalah buat memberinya peluang di Duta memberikan kepuasan dirinya sendiri"menggagahi" diriku apabila Duta ingin pergi cukup lama, kebalikannya demikian pula kalaupun Mas Pujo akan dinas luar. Ada hasratku buat mendapatkan substitusi peranku menjadi isteri untuk mereka berdua saat tamu"jepang" itu ada. Kemauan itu demikian besarnya menghimpit jiwaku sebab didorong rasa sayangku di ke-2 nya. WAJIB 4D
Sehabis mengangsung baik-buruk dan untung rugi, jalan buat merealisasikan kemauanku itu pada akhirnya juga ada. Secara kebenaran saya tengah mengikut arisan ibu-ibu yang teratur dijalankan tiap bulan di kantor suamiku. Kebanyakan jadi isteri bos saya lumayan melindungi jarak dengan ibu-ibu yang lainnya, namun entahlah sehabis kedatangan Duta saya jadi tambah PD serta dekat dengan mereka. Salah satunya ibu yang turut arisan teratur itu yaitu isteri orang eksekutif menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama rahasia suami). Wanita trah Manado dengan Madura kulitnya tidak begitu putih seperti wanita Manado pada biasanya tetapi jadi dekati mulato namun kelihatan bersih serta kemel, tingginya lebih kurang 165 cm, serta bodinya cukup ramping walaupun sudah memiliki anak dua orang. Yang spesial sesungguhnya wujud perutnya yang rata terpenting sisi bawah pusar tidak seperti wanita yang sudah punyai anak saja serta umurnya anyar 35 tahunan. Ia terhitung tidak elok tetapi ayu dadanya lumayan besar apabila disaksikan di luar bahkan juga bertambah besar dari ukuran saya.
"Mbak Rien saat ini jadi segar lho.?" bisiknya satu di saat ditengah-tengah acara arisan yang bising oleh suara ibu-ibu.
"Ah jeng Meta (rahasia) ini dapat saja, Mbak dari dahulu kan begini-begini saja to." jawabku walau ada rasa GR pun dalam hati.
"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap opini jika dikantor ini Mbak termaksud orang yang semlohai (semok molek aduhai) walau udah berusia" terusnya.
"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.
"Namun betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya mengharap.
"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak kalaupun Mbak kasih tahu pun buang waktu wong gak dapat disebarkan" jawabku sekalian ketawa.
"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.
"Betul pengen tahu..?"
"Ya.!"
"Minum Air liur burung" bisikku sekalian merapat ke telinganya.
"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.
"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.
"AH! Mbak guyon!"
"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.
"Itukan biasa Mbak"
"Biasa bagaimana, bila semata-mata ML selalu usai ya biasa jeng tetapi ada metodenya" jelasku.
"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali satu minggu?" lanjutku.
"Sangat sekali ya terkadang kedua kalinya Mbak" jawabannya.
"Kalaupun ML apa yang jeng Meta kerjakan?" tanyaku kembali.
"Ya biasa Mbak bercumbu selalu gitulah..! Selalu usai ya telah demikian saja" jawabannya.
"Lho ya udah bagaimana to jeng, hendaknya kan ada pemanasan, permainan terus pendinginan serta apa jeng Meta selalu bisa sampai pucuk?"
"Itu Mbak kasusnya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sekalian menerawang.
"Selalu"
"Ya apabila sudah demikian sangat saya yang gelisah dan umumnya cuman dapat mengeluarkan ke tugas rumah Mbak" terusnya.
"Nach itu dia jeng perbedaannya, Mbak dengan Mas Pujo terus pucuk sampai beberapa kali lho" jawabku.
Kusaksikan mukanya tampak terpesona serta terlihat rasa pengin taunya yang terpancar dari matanya.
"Jeng ML itu jika dikerjakan secara benar serta suka cita dapat membikin kita tahan lama muda, lantaran kerja hormon-hormon dalam badan kita jadi intensif" lanjutku mengatakan bak seaorang dokter.
"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" sindirannya.
"Karena itu saya ngomong, kendati Mbak kasih tahu kan jeng Meta belum pasti dapat.. Sampai.." jelasku menyengaja memancing reaksinya.
"Juga apa Mbak.?" Tanyanya tidak sabar.
"Sampai jika jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo belum pasti ingin" lanjutku sembari berbisik.
"Ahh Mbak" jawabannya sekalian mencubit lenganku.
Narasi kami selesai dengan selesainya acara arisan, saat sebelum pergi Meta sempat berbisik setiap waktu pengin dengar pendapat kujawab ya sewaktu-waktu. Sampai kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.
Satu minggu selanjutnya sewaktu itu jam 19.00 malam, Duta baru hadir dari Jakarta lagi saya kembali ada tamu jepang jadi saya punya maksud berikan blowjob Duta lagi Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telephone berdering, lantaran saya dan Duta hampir sudah telanjang jadi Mas Pujo yang mengusung telephone.
"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya tidak tahu apa jawaban disamping sana, tetapi,
"Ya betul, pengen bercakap dengan Mbak Rien..? Tidak lama ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta mau tak mau membebaskan pelukannya padaku. Sebetulnya scenario ini saya yang buat, karena saya mau Meta bisa main kerumah maka kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota buat supervisi waktu tiga hari.
"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mulai omongan.
Kami bicara panjang lebar hingga selanjutnya menyentuh perbincangan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku untuk belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau menyaksikan saja kami yang mengimplementasikannya berdua. Meta ingin tahu waktu saya dan Mas Pujo ingin bercinta disaksikan pihak lain, kujawab kalau saya cuman dapat jika orangnya itu Meta, lain tidak lagian hanya sekedar beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas selanjutnya kuulangi kembali tawaranku dan jawabnya.
"Iya Mbak BT nih anak-anak udah di tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.
"Ya telah to main saja ke rumah, kami semuanya sedang tidak ada kesibukan kok lagian masih sore" jawabku.
"Tetapi Mbak,"
"Apa?"
"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.
"Tidak pa-pa kami hanya berdua kok, tak boleh was-was kelak pulangnya kami antara" jawabku.
"Oke Mbak namun janji lho.. gak mesti dipraktekin sama saya.." pintanya menyudahi perbincangan.
Kemudian kami tutup penuturan, rumah Meta kurang lebih 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar serta bersembunyi di kamar sementara saya serta Mas Pujo yang bisa terima Meta. Ide ini pernah kuutarakan awalnya sama suami-suamiku. Lebih kurang 25 menit kami menanti ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang waktu itu hanya gunakan piyama tiada dalaman yang membuka pintu.
"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah disertai Mas Pujo.
Meta gunakan pakaian lumayan ketat maka dari itu dadanya yang membusung terlihat buram namun saya sangat percaya lelaki mana pun bakal ingin tahu ingin mengetahui didalamnya, lebih-lebih dengan kancing depan dan belahan dada yang rada kebawah tengah bawahan dia gunakan celana jean terlihat seksi sekali pantatnya.
"Malam, wah.. Jeng Meta tidak nyagka lho jika dapat main kerumah gak kesasarkan?" tanyaku.
Selesai mempersilahkan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah selanjutnya menyentuh permasalahan dipan, Mas Pujo bisa menyaksikan ekspresi wajah Meta yang jemu tahu kalaupun dia mulai juga kepancing birahinya. Lantaran perkataan kami yang menggairahkan saraf telinga Meta dan kami tidak menyampaikannya secara vulgar, tanpa ada berasa jam tunjukkan angka 9 malam, Meta resah.
"Mbak udah malam nih Meta pengen berpamitan" pintanya namun matanya tampak sayu.
"Gak boleh dahulu ucapnya ingin belajar rahasianya Mbak" jawabku sekalian melihat Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D
"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"
Saya dekati Mas Pujo serta kucium ia dibibirnya denga mesra serta halus.
"Gak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sekalian merengkuhku, kami berciuman, dan sama-sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam wajahnya lihat episode kami, meski begitu saya melakukan secara halus serta berhati-hati sekali.
"Seperti inilah kami mengerjakannya jeng," kataku memperjelas seperti dosen saja.
"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya namun gak bergeser.
"Ayolah.. tidak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu situasi selekasnya merapat hingga duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, selalu digenggamnya ke-2 tangan Meta, Meta menunduk malu.
"Mbak.. Namun cu ma se ba.. tas langkah pemanasan saja lho Mbak" pintanya sembari melihatku.
"Ya, Mas hanya bakal menunjukkan trik pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.
Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, memperoleh tindakan sesuai itu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tanpa ada melumatnya. Ahh! Meta mendesah, ulanginya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya cukup lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo serta Mas Pujo mulai mempertingkat laganya, tangannya beralih ke bawah ketiak Meta dan tarik badan Meta kepelukannya. Semuanya dikerjakan di sofa area tamu, sembari duduk bedempetan.
Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, dan Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama-sama lumat dan sama-sama hirup (masalah bersilat lidah memanglah Mas Pujo benar-benar terampil). Sesudah nyaris sepuluh menit mereka sama sama raba Mas Pujo menambah laganya dari meraba sisi luar lagi melepaskan kancing atas pakaian Meta jari-jari tangannya mulai menyisir pinggir BHnya ketujuan ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya dan menjepinya dengan 2 jemari. Dalam pada itu mulut Mas Pujo mulai menjalar ke bawah mengarah belahan dadanya yang sekal.
Tanpa tersadari Meta tangan kanan Mas Pujo sudah menyelusup ke punggung Meta serta membebaskan kait BH Meta karena itu tampaklah buah dada Meta yang cepat serta melawan, tanpa ada buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tidak bisa membatasi diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo dan memulai lakukan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar serta langsung ke bawah pusar. Tanpa menampik Mas Pujo justru memberinya peluang pada Meta menyorongkan tubuhnya, sembari mulutnya masih bergelayut di puting Meta, namun tanggannya mulai menarik resleting celana jeannya. Meta gak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan maka dari itu keadaan terlihat redup dan kian romantis.
Meta udah melempengkan kakinya di sofa sekalian kepalanya bergantung pada tanganan sofa, sementara tinggal kenakan CD warna merah, Mas Pujo belum membebaskan piayamanya dengan status di atas Meta tetapi batangnya telah kelihatan menunjuk karena diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit tepian CD Meta serta menariknya kebawah maka dari itu bugil Meta masih tenang karena mungkin memandang Mas Pujo tidak membebaskan piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun menjurus pusar lagi menciuminya serta meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, ditangani demikian Meta meracau tidak karuan.
"Aduh Mas.. Mbak Meta tidak tahan.. oh Mas Pujo"
Saya memberikan code di Duta, ketika itu Mas Pujo sudah mencelupkan parasnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2 pahanya pinggulnya terhalang pegangan bangku maka saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini jadi nampaklah gundukan bukit venus yang bagus serta merekah merah hingga mempermudah buat penetratif.
Perlahan-lahan Mas Pujo mundur serta Duta yang sudah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam kesenangan yang diperolehnya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tidak menduga kalau ada perubahan status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya dan arahkan ke lubang surga Meta, dengan akurat Duta menghentak serta bles..!
"Ahh Mas saya tidak ingin.. tidak ingin" sembari meronta tetapi sekencang kilat saya membelai dan mengulum putingnya, tengah Duta langsung menggembok kaki Meta karena itu Meta cuman dapat mendesis serta pengin berontak namun karena gempuran rasa nikmat yang gemilang dia cuman menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya tidak tahan.. Gak ta.. Hhaan.."jerit Meta sembari menyebutng napasnya mengincar seluruhnya otot-otot tubuhya meregang tandanya orgasme hingga.
Duta menyamai dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan dan teratur sampai dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama kali yang nyaris membuat gak sadar diri. Sehabis napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa lantaran itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya dan..
"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya was-was sekalian pengen berontak namun penguncian Duta dan kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya membikin ia gak memiliki daya.
"Bagaimana Mbak? Saya tak mau Mbak, saya pengin sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.
"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menentramkannya, sembari kukedipi Mas Pujo buat bersiap menukar statusku.
Mas Pujo merapat dan memulai melumat puting Meta yang samping kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang sisi kanan. Mendapatkan gempuran terus-menerus dari bawah serta atas Meta jadi naik birahi kembali..
"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok berikut to, ahh nikmat Mbak.. Meta gak tahan Mas, mari terus Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta mengartikulasikanng kembali menjajaki orgasmenya yang ke-2 .
Dutapun kelihatan mulai berkerenyit dahinya dan kian keras kocokannya, tanda pengen menggapai orgasme jadi segera saya ambil sementara Mas Pujo langsung mengambil alih status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tanpa ada memberikan peluang pada Meta untuk atur napas. Kucium serta kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sekalian mengocak-ngocok batangnya.. Dan..
Creett.. Crett.. Cret..
Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta memandang seluruhnya sekalian mendelik mencegah nikmat sebab kocokan Mas Pujo. Sesudah nyaris 1/2 jam mereka sama sama lecut selanjutnya mulai ada sinyal tanda Mas Pujo dan Meta dapat capai pucuknya dan..
"Aaahh Mas saya gak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjejaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo memberikan peluang buat ambil napas sembari terkadang masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.
"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta pada Mas Pujo sembari tangannya menggapai-gapai.
Mas Pujo menyelesaikan kocokannya dan mengambil kontolnya dan menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sekalian terus tidur telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang udah lebam dan berenyut-denyut. Pada akhirnya..
Crett.. Crett.. Crett
Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sembari membeliakkan mata, kemungkinan belum biasa tetapi setelah itu dijilatinya beberapa sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.
Sesudah itu mereka bertiga istirahat mengontrol napas, sekalian nikmati beberapa sisa orgasme yang mereka alami. Meta mengerling padaku. Masa itu telah jam 11-an malam.
"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sekalian memukul bahuku.
"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.
"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sembari mengerling ke Duta.
"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.
"Jeng Meta pengin pulang..?" tanyaku kembali.
"Ya dech Mbak, telah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.
Saya serta Duta mengantarkan Meta pulang lagi Mas Pujo nanti rumah, di jalan Meta ucapkan terima kasih sama Duta, ucapnya baru kali inilah merasakan multiorgasme yang sampai kini cuma impian saja. Meta juga berani mencium Duta di depanku saat dia turun dari mobil. Sehabis mengantarkan Meta pulang saya mendapatkan kecupan spesial dari Mas Pujo serta Duta ucapnya mereka tidak mengandaikan wanita lain sampai kini lantaran sesungguhnya sekian lama ini mereka udah terasa cukup hanya dengan serviceku. Tetapi kemunculan Meta membuat mereka lebih berbahagia. Dan waktu 3 hari mereka berdua terus bisa memberi kepuasan Meta bahkan juga waktu hari paling akhir Meta memohon nginap di rumah serta mereka main hingga sampai 4x. Sebagai isteri saya terus was-was memandang keperkasaan mereka berdua, akan tetapi kehadiran Meta bisa sedikit menyembuhkan kegelisahanku.
Pembaca yang budiman sampai sekarang akan 1 tahun saya Meta, Duta dan Mas Pujo tiada Jhony kerjakan ini. Meta lebih rajin memiara dianya serta dia tambah berbinar dia begitu menggemari Mas Pujo meskipun begitu kami semua berbahagia. Ada pembaca yang tawarkan kepadaku buat ML namun memohon maaf saya gak bisa sebab saya cuma dapat untuk Dutaku dan Mas Pujoku, kehadiran Meta sesungguhnya tidak mereka perlukan tetapi karena telah terlanjur jadi kami setuju menyambung tidak tahu hingga kapan yang pasti kami sama sama mencintai