CERITA DEWASA DESAHAN ISTRI DIPERKOSA MALING, Hasrat-Bispak71 Mendadak sebuah suara keras menghidupkan kami di larut malam. Fatimah istriku memegang lenganku karena sangat ketakutannya. Nada itu tiba dari arah dapur. Kelihatannya kaca yang jatuh acak-acakan. Perasaanku menjelaskan ada sesuatu hal yang gak selesai ada di rumah ini. Saya bangun dan menghidupkan lampu. Istriku usaha mengendalikan saya. Dengan berhati-hati saya bangun serta buka pintu dan ambil langkah ke dapur. WAJIB 4D
Saya terkejut dengan ketakutan yang sangat waktu tampil figure asing di bawah jendela dapurku. Kelihatan di lantai kaca jendela pecah berantakan. Jelas ia ini maling yang akan merampok dalam rumah kami. Sama
terkejut dengan lincahnya perampok ini berdiri dan mengambil langkah pendek menyikat pisau dapur kami yang tak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut serta jambangnya yang tidak bercukur kelihatan demikian gahar. Dengan busananya yang T. Shirt gelap dan celana jean bolong-bolong ia menyeringai memberi ancaman saya dengan pisau dapur itu.
Saya betul-betul lelaki yang tidak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Menyaksikan tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari kembali pada kamar tidurku serta tutup pintunya. Akan tetapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras menghimpit buat menutup kebalikannya maling itu terus memajukan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan,
"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."
Tetapi suara itu jelas buang waktu. Rumah kami yakni rumah baru di perumahan yang sedikit penghuninya. Tetangga paling dekat kami yakni Pak RT yang jaraknya kurang lebih 30 rumah kosong, yang masih belum mempunyai penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang berlainan yakni bentang kali serta sawah yang luas berpetak-petak. Sejak mulai pernikahan kami dua tahun lalu, berikut rumah credit kami yang anyar kami tinggali waktu dua bulan ini.
Usaha ambil serta dorong pintu itu dengan jelas dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai serta maling itu dengan bebas masuk ruangan tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku supaya tidak berteriak-teriak sekalian meneror akan memangkas leherku. Istriku sekejap ‘klakep' sepi. Sekalian menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya dicapainya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya terlihat sapu tempat keluarga serta menarikku merapat ke dalam almari perlengkapan. Pastilah di nyari-nyari benda mempunyai nilai yang kami taruh.
Ia mendapati lakban di topangkkan jenis-jenis perabotan. Dengan 1/2 membanting ia menggerakkan saya supaya duduk di lantai. Ia me-lakban tangan dan kakiku setelah itu mulutku sampai saya serius bungkem. Pada situasi tidak berdaya saya diambilnya balik ke kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sembari menangis histeris. Tetapi itu cuman tidak lama.
Maling ini benar-benar memiliki pengalaman dan berdarah dingin. Ia cuma ngomong,
"Diam nyonya cantiikk.. Tak boleh membuat saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' serta sepi.
Kelihatan maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset dan pesawat radio di kamarku. Ia kelihatannya pikir. Seluruhnya aku saksikan dalam kelumpuhan dan kebisuanku lantaran lakban yang mengikat kaki tanganku serta membekap rapat mulutku.
Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya disudut dipan sebab shock dan histeris dengan insiden yang lagi berlangsung. Dengan lakbannya dia lekas bekap mulutnya dan direbahkannya badannya di dipan. Saya tidak sanggup apapun cuma bisa tergelimpang serta berkedip di lantai. Saya menyaksikan bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.
Rupanya maling itu melebarkan tangan istriku dan mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi tempat tidur kayu kami. Demikian juga di kakinya. Ia bentangkan serta ikat pada kaki-kaki tempat tidur. Dan pada akhirnya yang terjadi merupakan saya yang tergelintang lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku terlentang dan terlilit di dipan pengantin kami.
Hatiku benar-benar tidak nikmat. Saya cemas maling ini lakukan perbuatan di luar batasan. Memandang figurnya, terlihat ia ini orang kasar. Badannya terlihat tabah dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada lebih kurang 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sekalian memarahi,
"Diam nyonya cantiikk.." saat memandang istriku yang kelihatan amat seksi dengan baju tidurnya yang serba mini sebab udara panas di kamar kami yang sempit ini.
"Saya pengen makan dahulu ya sayaang.. Tak boleh beberapa macam". Ia nyelonong keluar tuju dapur. Dasar maling gak hanya modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.
Kelihatan istriku berontak melepas diri dengan buang waktu. Adakalanya tampak matanya risau dan ketakutan Melihat saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku bermaksud melarang bergerak banyak. Irit tenaga.
Selepas makan maling itu gelatakan membukai Beberapa almari dan laci-laci dalam rumah. Ia gak akan temukan apapun sebab kami tidak miliki apa- apa. Saya renungkan begitu mukanya bakal sedih lantaran gigit jari. Kudengar nada gerutu. Kelihatannya ia emosi.
Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruangan tidur kami. Buka almari baju dan mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan palsu istriku.
Sebab tidak mendapati apa yang dicari Maling mengubah objek kejengkelan. Ia pandangi istriku yang celentang dalam ikatan di dipan. Ia merapat sekalian membentak,
"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"
Tangannya yang berkilau berotot bergerak mendapat busana tidur istriku selanjutnya menariknya dengan keras sampai robek dan putus kancing-kancingnya. Dan yang selanjutnya kelihatan terpasang merupakan bukit kembar yang demikian elok. Payudara Fatimah yang paling ranum dan padat yang memang selamanya tiada BH tiap-tiap jam tidur. Kelihatan sekali paras maling itu terlena.
Sekarang saya betul-betul amat takut. Semua Peluang dapat terjadi. Saya tonton ada pengubahan raut wajahnya. Selepas tak memperoleh uang atau benda mempunyai nilai ia jadi ingin tahu. Ia terasa memiliki hak mendapatkan substitusi yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah serta dengan lagi menyaksikani buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian dipan.
"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sembari tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali tidak dapat menampik karena kaki serta tangannyaterikat lakban itu. Dan tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.
Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sekalian Memperdengarkan suara dari hidungnya,
"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".
Istriku keluarkan air mata serta menangis, menggeleng-geleng kepalanya sembari keluarkan dengus dari hidungnya.
Air mata istriku menstimulasi ia lebih sadis. Tangan-tangannya tanpa kuatir mengelus- elus selanjutnya meremas-remas buah dada Fatimah dan anggota badan sensitive yang lain. Soal ini betul-betul bikin darahku menggelegak berang. Saya harus lakukan perbuatan suatu hal yang bias menyudahi semuanya apa saja kemungkinannya. Yang lantas dapat kulakukan merupakan gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk kemudian menyepakkan ke perbatasan ranjangku. Maling itu terkaget tetapi benar-benar tak bergerak.
"Hey, brengsek. Ingin ngapain kamu. Gak boleh jenis-jenis. Tidak boleh kacaukan istrimu yang nikmati pijitanku,"ia mendamprat saya. Dan saya segera patah semangat. Saya tidak mungkin lakukan perbuatan apapun kembali. Saat ini cuma batinku yang meratap peristiwa ini.
Dan yang terjadi selanjutnya yakni suatu hal Yang sungguh-sungguh menyeramkan. Maling itu menarik robek seluruhnya pakaian tidur istriku. Ia betul-betul membikin Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Lalu ia rebah rapatkan badannya disisinya. Istriku kelihatan bak rusa jatuh dalam cengkeraman serigala. Dan sekarang pemangsanya merapat buat mengoyak-oyak buat nikmati badannya.
Ia gak dapat berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya makin mengerti begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia perlihatkan begitu beberapa bagian badannya memperlihatkan sensualitas yang jelas silau tiap-tiap lelaki yang menyaksikannya. Rambutnya yang mawut tergerai, percakapan lengan serta pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman banyak lelaki.
Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking begitu menentang. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian hebat memesona syahwat. Saya sendiri heran bagaimana saya dapat menimang dewi secantik ini.
Dan sekarang maling kasar itu menenggelamkan wajahnya ke dadanya. Ia menciumi serta menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang keliatannya usaha berontak dengan mengulet-geliatkan badannya yang ditetapkan buang waktu. Dengan lebih brutal gairah nyolongnya sekarang beralih jadi hasrat binatang yang disanggupi birahi.
Ia masuk menjilat-jilat serta menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Berikut acara pesta besarnya. Ia barangkali tidak pernah mengayalkan akan merasakan nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.
Menjarah dengan kenyotan, jilatan dan kecupannya maling ini menyerobot ke perbatasan pinggul Fatimah dan naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sembari tangannya gerayangan ke semua arah meremas serta terlihat kadang sedikit mencakar salurkan gelegak gairah birahinya.
Perlawanan istriku sudah menurun. Yang didengar sebatas gumam dengus mulut tersumpal sembari menggeleng-gelengkan kepalanya selaku pernyataan penolakannya. Kemungkinan ketakutan dan kelelahannya bikin stamina-nya ‘down' serta lumpuh. Sementara si maling selalu melumati perut serta menjilat- jilat beberapa sisi sensual badannya.
Kebringasan dan kebrutalan keinginan syahwat maling ini bertambah melejit ke pucuk. Terang dapat menyetubuhi istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari dipan serta dalam sekejap melepaskan T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dianya. Saya terpana. Maling itu punya bodi badan yang paling atletis serta menarik menurut ukuran penampakan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat lantaran keringatnya kelihatan dadanya, otot lengannya perutnya demikian cepat seperti aktor binaraga. Tungkai kakinya, paha serta betisnya benar-benar selaras sekali.
Yang bikin saya terperangah yakni kemaluannya. kont*l maling itu demikian memikat. Tampak dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan lantaran kerasnya tekanan darah syahwatnya yang menyudutkaninya. Besar dan panjangnya di atas umumnya kemaluan orang Asia serta terlihat benar-benar selaras dalam warna hitaman pada mulanya lalu sedikit belang kecoklat-coklatan pada leher serta ujungnya. Lubang kencingnya ada dari belahan bonggol yang mekar melawan. WAJIB 4D
Kesan-kesan kekumuhan awalan yang kutemui dari rambut serta jambangan yang gak bercukur dan bajunya yang dekil langsung hilang demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia tampak begitu jantan ragam jawara.
Dalam ketakutan dan was-was istriku Fatimah memandang saat maling itu bangun dan secara sekejap melepas bajunya. Demikian lelaki maling itu betul-betul telanjang saya memandang pengubahan di wajah dan mata istriku. Paras serta penglihatannya terlihat terkesima. Yang belumnya layu serta kuyu sekarang kejam dengan mata yang membelalak. Kemungkinan sebab ketakutannya yang lebih jadi atau sebab tersedianya 'surprise' yang tampil dari pribadi lelaki telanjang yang saat ini ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu tidak dilepaskan sampai ekor matanya ikuti dimanapun lelaki maling itu bergerak.
Kendati pun saya gak berani mengaitkan dengan cara nyata, menurut pendapatku paras ragam itu yakni muka yang didera nafsu birahi. Apa ada birahi Fatimah bangun serta berkeinginan di lelaki maling yang dengan beringas sudah mengikat serta menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau mungkin 'surprise' yang dihidangkan lelaki itu sudah membalik 180 derajat dari takut, geram serta tidak suka jadi dorongan syahwat yang luar biasa yang menyerang seluruhnya sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang jatuh hati dengan penculiknya.
Lelaki maling turun dari tempat tidur serta merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia menggapai kaki Fatimah yang terlilit dan memulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku setelah itu mengulumnya.Cerpensex
Saya saksikan kaki Fatimah yang seperti disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta dan meregang- regang. Saya tidak tentu. Apa itu gerak kaki buat berontak atau menghentikan kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu selalu serang dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia melaksanakan di ke-2 tungkai kaki istriku untuk memulai lumatan dan jialatan seterusnya ketujuan pucuk nikmat syahwatnya.
Dengan tekniknya maling itu benar-benar menyengaja Jatuhkan martabatku selaku suami Fatimah.
"Mas, istrimu nikmat sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."
Serta saya di sini yang terkapar ragam tangkai pisang tidak mempunyai daya cuman bisa menerawang dan menelan ludah.
Tapi ada yang mulai merambati dan merasuk ke sanubariku. Saya mau tahu, ragam apa paras Fatimah saat kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Serta kemauan tahuku itu rupanya mulai menstimulasi syahwat birahiku. Dalam terkapar sembari mata tidak terlepas menyaksikani tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang elok kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.
Aku saksikan begitu maling itu masuk ke Selangkangan istriku. Ia menciumi serta menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang setiap rambahannya. Tapi yang membuat jantungku berdegap kuat ialah geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya sekali-kali tidak menyaksikannya selaku perlawanan seseorang yang tengah disakiti serta dirampas kehormatannya. Istriku terlihat demikian terbenam nikmati tingkah maling itu.
Saya pastikan kalau Fatimah sudah terbenam dalam selera seksualnya. Ia menggeliang-geliat serta menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah alami kegatalan birahi yang paling luar biasa serta saat ini nuraninya terus jemput dan rindui kenyotan bibir sang maling itu. Sedangkan saya usaha masih pikir positip. Jika sangatlah berat menampik bujukan syahwat sama dengan yang lagi dirasakannya. Secara lambat dan pastilah kont*lku sendiri kian keras dan tegak saksikan yangharus saya lihat itu.
Serta klimaks dari pertempuran ‘perkosaan' itu terjadi. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap serta mengenyoti itil istriku dan meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Gak terelak..
Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya lebih diangkatnya tinggi-tinggi. Ia tampak akan raih orgasmenya. Bukan main. Kebanyakan amat susah buat Fatimah mendapati orgasme. Kesempatan ini belum lagi maling itu mengerjakan penetratif ia sudah dekat pada pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Tonton ituu.. Betul.. Fatimah mendapat orgasmenya.. Nittaa..
Ia mengangkut tinggi bokongnya dan masih Diangkatnya sampai sesaat sekalian terkejat-kejat. Kelihatan kendati tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seperti ingin meremas suatu hal.sebuah hal. Dan kaki-kakinya yang meregang mengutarakan begitu nikmat syahwat sedang menyerangnya. Itu dia yang dapat diperlihatkan olehnya disebabkan tangan dan kakinya masih terlilit ke tempat tidur.
Dan si maling peka. Sebelumnya terburu Fatimah Kepayahan ia naik menindih badan istriku serta memandu kont*lnya ke lubang vaginanya. Berulangkali ia mengocak kecil sebelumnya terakhir kemaluan yang cukup besar dan panjangnya itu menembus serta ambles ditelan mem*k istriku.
Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang nampaknya disemangati oleh istriku dengan menggoyang dan membawa-angkat bokong dan pinggulnya supaya kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.
Saya sendiri begitu terbakar birahi Saksikan kejadian itu. Terutama bagaimana muka istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi dan alisnya. kont*lku begitu ketahan oleh celana sempitku. Saya tidak dapat melaksanakan apapun untuk Melepas dorongan syahwatku.
Pecutan maling itu bertambah cepat dan kerap. Saya yakini jika maling itu lagi dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang makin kuat kaku kelihatan licin berkilat karena cairan birahi yang membalurinya kelihatan seperti piston diesel masuk keluar menembusi mem*k istriku. Saya renungkan begitu nikmat menyerang istriku. Dengan keadaannya yang masih terlilit di tempat tidur, bokongnya terlihat turun naik atau mengegos menangkis pompan kont*l lelaki maling itu.
Tidak lama lagi spermanya dapat muncrat isikan rongga kemaluan istriku. Serta keliatannya istrikupun dapat memperoleh orgasmenya kembali. Orgasme berturut-turut. Bukan main. Waktu menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Tapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia akan jemput orgasmenya yang ke dua.
Waktu-waktu pucuk orgasme dan ejakulasinya lebih dekat, lelaki itu merapatkan mukanya ke muka Fatimah serta tangannya menggapai lantas lepaskan lakban di mulut istriku. Tapi ia tidak memberikan peluang buat teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya tonton mereka sama sama berpagut. Dan itu bukan pagutan paksakan. Istriku kelihatan menanggapi lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Serta ahh.. ahh.. aahh..
Maling itu lepaskan cepat pagutannya dan sedikit bangun. Ia menyikat pisau dapur masih yang ada pada dekatnya. Dengan masing-masing sekali sikatan ke-2 ikatan tangan Fatimah terlepas. Dan pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat merengkuhi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Serta tanpa ada bimbang dan kuatir demikian terhindar tangan istriku langsung merengkuhi badan lelaki maling ini. Sekarang saya lihat persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.
Hingga…
"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..
Hhoohh.. Ampun
Istriku pun mendesis bagus, tiada perkataan tapi terang, ia kembali raih orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat mengeluarkan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu serta menanamkan kukunya. Tampak bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat cedera dan berdarah.
Masih sejenak mereka pada suatu dekapan sebelumnya kelanjutannnya lelaki maling itu bangun dan menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku lekas saksikan spermanya yang kental tumpah ruah tumpah serta meluluh dari lubang vagina Fatimah. Tidak lama mata maling itu melihati badan istriku yang terlihat gontai.